MAKASSAR - Sampah di wilayah urban (perkotaan) masih menjadi issu nasional, sejak beberapa tahun sebelumnya dan hingga kini masih menjadi persoalan hangat. Sampah menjadi salah satu masalah klasik yang kompleks yang dihadapi oleh hampir seluruh wilayah kota di Indonesia karena seiring dengan pertambahan penduduk, produksi sampah meningkat pula jumlahnya.
Setiap orang atau rumah tangga setiap saat menghasilkan sampah yang umumnya berakhir di tempat pembuangan sampah, di laut atau menjadi abu setelah dibakar atau terbakar di sumber atau tempat pembuangannya.
Hingga kini, kita belum menemukan suatu solusi yang betul-betul jitu, efektif dan tepat guna sebagai solusi permasalahan sampah.
Hal ini mungkin dikaitkan dengan prilaku individu dan masyakat dalam mengkonsumsi sesuatu serta meletakkan ataupun membuang sisa/limbahnya ke lingkungan. Hal ini berkaitan langsung dengan kesadaran dan pengetahuan seseorang. Banyak lagi faktor lainnya yang membuat pengelolaan sampah semakin menjadi rumit dan tidak mendapatkan hasil sebagaimana yang diinginkan. Cara konvensional yang ditempuh masih berkisar pada paradigma: kumpul-angkut-buang.
Terkait issu tersebut, Lembaga Promosi Lingkungan Hidup yang beralamat di JL. Perum. Gubernur Graha Praja Indah, Blok C5/3, Manggala – Makassar menggelar kegiatan Webinar Nasional Penanganan Sampah Organik dengan tema, “Ketika Sampah Jadi Sumber Daya Multiguna, Mudah dan Melimpah” di Ruang Rapat Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku, Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 17 Makassar secara daring melalui ruang zoom, yang dilaksanakan pada Sabtu, 29 Juli 2023.
Dalam sambutannya, Sudarwin Ka’pan menjelaskan bahwa banyak persoalan yang timbul akibat pengelolaan sampah khususnya sampah rumah tangga yang belum belum baik. Secara estetika, umumnya kita tidak menyukai sampah yang telah bertumpuk dan berserakan di sekitar atau lingkungan kita. Sebaliknya hati nurani yang sehat, secara spontan menyukai kondisi lingkungan yang bersih, asri, sehat dan indah. Sampah yang telah membusuk menghasilkan aroma tidak sedap dan mengganggu kenyamanan kita dalam beraktivitas, memberikan polusi udara yang tidak sehat untuk dihirup. Sampah yang terbakar mengeluarkan zat-zat beracun ke udara yang ketika dihirup dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan.
“Belum lagi mengganggu jarak pandang yang berbahaya khususnya saat seseorang berkendara. Pembuangan sampah ke TPA secara terus-menerus dapat menjadikan TPA cepat penuh sehingga memerlukan tambahan lahan baru TPA yang tidak mudah untuk mendapatkannya. Perombakan sampah di TPA oleh mikroba menghasilkan has metan yang tergolong gas rumah kaca. Bertambahnya gas rumah kaca di udara menyebabkan terjadinya pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim (iklim yang tidak menentu), ” sebutnya.
Akibatnya lanjut dia, banyak bertebaran potensui penyakit, gagal panen, mencairnya es di kutub, nainya muka air laut dan sederet dampak lanjutan yang diprediksi akan timbul. Sampah yang membusuk dan air lindinya masuk ke dalam tanah dan perairan dapat mencemari media lingkungan tersebut. Masuk dan bertumpuknya sampah di lingkungan perairan laut mengakibatkan air laut tercemar, biota perairan terancam musnah, mengganggu budi daya perikanan dan pada akhirnya kerugian kembali pada manusia. Itulah sederet dampak yang terjadi dari sampah yang tidak dikelola dengan baik.
“Ketika Sampah Jadi Sumber Daya Multiguna, Mudah dan Melimpah” adalah anti tesa dari apa yang telah sebutkan di atas. Mengandung makna, sampah akan menjadi sahabat akrab yang dicintai dan dicari-cari. Sampah akan menghasilkan uang yang dapat dipergunakan untuk berbagai kebutuhan. Sampah organik merupakan sumber daya yang dapat diubah menjadi energi ramah lingkungan (biogas) yang dapat dipergunakan untuk masak dan penerangan. Sampah organik dapat diubah menjadi kompos untuk memperbaiki nutrisi tanah dan meningkatkan kesuburan bagi tanaman kita, ” tandas Pembina Lembaga Promosi Lingkungan Hidup Indonesia ini.
Dia menuturkan bahwa, sampah organik dapat diolah dan diubah menjadi ekoenzim yang memiliki multi manfaat bagi kebaikan kehidupan kita. Teknologi biokonversi maggot lalat BSF dapat menguraikan sampah lebih cepat dimana hasilnya memiliki potensi ekonomi yang bagus untuk dikembangkan. Inilah sederet potensi yang terkandung dalam sampah organik dimana hari kita melakukan webinar sehari untuk men-transfer pengetahuan narasumbe kepada para hadirin sekalian. “Bisa jadi, setelah kegiatan ini akan lahir pengusaha-pengusaha di bidang pengelolaan sampah organik. Sangat beruntung para sahabat yang bisa hadir berjumpa dan mengambil “ilmu sampah” dari para narasumber yang handal, ” ajak dia.
Bertindak sebagai keynote speech Dr. Ir. Darhamsyah menyampaikan materi “Sampah Organik antara Musuh dan Sahabat sekaligus membuka secara resmi kegiatan webinar.
Dilanjutkan pemapar pertama, Ujang Solihin Sidik, selaku Kasubdit. Tata Laksana Produsen, Direktorat Pengurangan Sampah Ditjen PSLB3-KLHK, memaparkan materi “Kebijakan Nasional Pengelolaan Sampah”.
Pemateri kedua, Muhammad Iqbal Vunna, S.T, praktisi Biogas Power Plant and Waste Water Treatment Plant menyampaikan materi Pengolahan Sampah Organik dengan Teknologi Biogas.
Pemapar materi ketiga disampaikan oleh Lyliana Susan sebagai Pegiat Dakwah dan Pemerhati Lingkungan menjelaskan “Penanganan Sampah Organik dengan Metode Komposting dan Pengolahan Sampah Organik menjadi Eko Enzim Multiguna”.
Pemateri keempat oleh Andi Munawar selaku pegiat maggot founder macca organik Indonesia, menerangkan tentang “Biokonversi Sampah Organik dengan Metode Maggot BSF”.
Webinar online ini dihadiri puluhan peserta berasal dari beberapa perusahaan, organisasi keagamaan (wahdah islamiyyah), alumni perguruan tinggi dan Mahasiswa, ASN dan umum.